Telah ku labuhkan jangkar nasibku
Dari Jawa ke daratan Andalas bahkan Borneo,
namun raga ini hanya mussafir
yang menapaki tanah-tanah basah dalam pelukan rimba.
Jiwa ini datang padamu bak angin berebah,
melayang bak punai.
Hasrat jiwaku mengukir dalam relung kalbumu.
Yang kukirim lewat dzikir dan doa.
Keluh kesah kutulis di atas sajadah dengan derai airmata,
Meski sayapku tercecer namun tak tersirat bias kecewa.
Walau hakikat kita tak menyatu,
jiwamu ada dalam jiwaku.
Telah ada dalam kitab Badruzaman
tentang cinta Malakatulbudur,
telah tersiar kabar dari Timur Tengah
tentang Khais dan Laela,
Mereka semua ikhlas dengan cinta yang tak menyatu
Dan menjadi Legenda Kasih Tak sampai
MUKKODIMAH
Syukurku pada Sang Illahi
Bila semua ini mampu tersusun
Semua hanya pengisi rasa sepi
Yang kadang menyelimuti
Menjadi senandung kala sunyi
Menjadi pelipur di saat sedih
Ada ilusi dengan fatamorgana
Menari di antara hayali
Laksa hakikat meraja dalam nyata
Hiasi warna hari yang begitu indah
Tersisip kesan walau selintas
Terucap kata yang hanya sepintas
Jika awan naungi canda
Ada senda yang penuh bahgia
CINTAKU
Sajak ialah untai kata yang indah
Sajak ialah ungkapan isi hati
dan cinta para pujangga
`tuk dapatkan apa yang ia cintai
Pujangga selalu hiasai cintanya
Dengan ragam kata
Yang mampu menyiratkan apa isi hati
Dengan sajak yang indah
SAJAKKU
Bahasaku akan anonim
Karena itu bukan tujuan
Rangkul ketenaran
Seperti yang lazim
Bahasaku terbatas
Yang lahir dari yang terbatas
Hanya kecintaanku
Pada seni kuberpuisi
Walau dengan ragu
Sajakku hampa
Tak ada keindahan
Aku yang melihat
Namun tak tau warna
Rangkul ketenaran
Seperti yang lazim
Bahasaku terbatas
Yang lahir dari yang terbatas
Hanya kecintaanku
Pada seni kuberpuisi
Walau dengan ragu
Sajakku hampa
Tak ada keindahan
Aku yang melihat
Namun tak tau warna
MEMBINGKAI HADIRMU
Keindahan itu pernah hadir dalam hatiku
Suka duka itu pernah kurasakan
Saat langkah ini berpijak
di sudut ruang hatimu
Yang hingga kini masih melekat
Tak mudah kuberanjak pergi darimu
Dan aku tak mau semua memandangku
Sbagai orang yang memihak
Walau perbedaan itu selalu ada
Yang tak jauh dar kepribadian yang ada
Akan kurindu selalu duhai beliau
Yang membuatku diriku jauh lebih baik
Walau terkadang sulit kugapai
Kutrima setulus hati
Hingga nafas terhenti
Kubingkai cerita kita
Hingga mimpi kita menjadi nyata
KERINDUAN
Bayangmu selalu mengusik
Bersama detak kerinduan
Kau selalu di hatiku
Kau sikasa perasaanku
Di tepi bayangmu
Yang selalu mengusik kerinduan
Kerinduanku padamu
Bersama detak kerinduan
Kau selalu di hatiku
Kau sikasa perasaanku
Di tepi bayangmu
Yang selalu mengusik kerinduan
Kerinduanku padamu
SERENADA BIRU
Serenadamu mengalir
Keluar dari tubuhmu
yang menyimpan nyiur kedamaian
Alunkan orkestra kehidupan
Mainkan debur ombak
Yang menyimpan gelisah
Kidung malam dan kinantimu
Kini berubah menjadi serenada biru
Yang hingar bingar dan rasa hampa
Begitu birukah serenadamu
Hingga tunas yang pernah ranum
Taklagi ceria ?
Oh, malam yang sempurna
Hentikanlah serenadamu
MEMORY 25 JANURI `09
Pernahkah terlintas di benakmu
Tentang pertemuan ini
Sungguh aku tak menyangka
Kita akhirnya bertemu
Dari sekian lamanya kita akrab
Dengan jarak yang memisahkan
Kini aku berdiri di hadapanmu
Sodorkan keasingan rupaku
Syukurku pada-Nya Terimakasihku untukmu
Akan hari yang kunanti
Tentang kita di hari ini
Yang takan terlupakan....
Bilakah jejak ini terhapus
Saat kerlip cahaya naungi kita
Di Kuningan yang asri
Kaupun cantik berseri
Pernahkah terlintas di benakmu
Tentang pertemuan ini
Sungguh aku tak menyangka
Kita akhirnya bertemu
Dari sekian lamanya kita akrab
Dengan jarak yang memisahkan
Kini aku berdiri di hadapanmu
Sodorkan keasingan rupaku
Syukurku pada-Nya Terimakasihku untukmu
Akan hari yang kunanti
Tentang kita di hari ini
Yang takan terlupakan....
Bilakah jejak ini terhapus
Saat kerlip cahaya naungi kita
Di Kuningan yang asri
Kaupun cantik berseri
KUTUNGGU
Bila senja datang
Bilakah kau `kan pulang
Bersama rona lembayung
Kau kunanti dengan debar rasa
Antara harap dan kecemasan
Kutunggu……
Hati ini kian tak menentu
Resah kian datang
Kegalauan mendera hati
Aku berfirasat…..
Kau takkan datang
Tapi kau masih kutunggu
Di esok senja
Yang kian rona
R E S A H
Ada resah saat menanti hadirmu
Kuakui malam itu begitu banyak rindu
Dan di sini bagai pesta
Tapi ada sesuatu yang lain
Seolah semua menyiksaku
Dalam penantian yang tiada bertepi
Sejak cintaku tumbuh
Ketika terucap dengan ketulusan
Hati ini pecah berderai
Terluluh dalam mahligai
Kuakui malam itu begitu banyak rindu
Dan di sini bagai pesta
Tapi ada sesuatu yang lain
Seolah semua menyiksaku
Dalam penantian yang tiada bertepi
Sejak cintaku tumbuh
Ketika terucap dengan ketulusan
Hati ini pecah berderai
Terluluh dalam mahligai
RUANGKU
Ruang hati ini kau singgahi
Sudut gelap ini telah kau terangi
Semua telah kita temui
Tak banyak yang kupinta darimu
Sedikit saja kuharap darimu
Beningnya jernih PERSAHABATAN
Kau teteskan untukku
Jangan kau hembuskan kesegaran
yang hadir bersama mimpi
tetap terindah di hati ini
KAU YANG TERINDAH
Hati ini berkata
Kaukah bidadari itu
Ayu wajahmu biaskan ragu
Yang pernah ada di pundakku
Aku terbuai dengan senyum yang kau berikan
Aku melayang saat kau di pelukanku
Kau terindah dari yang pernah kumilki
Kau terbaik dari yang pernah kuraih
Akankah kau bidadari
terakhirku
YAKINKU
Yakinku pada angin
Yang mengalun hembus
Kembalikan lagi memori
Di suatu ketika
Yakinku pada langit cerah
Jalinan mewangi ini kembali
Kicau punai merdu
Sambut kita merindu
TANPA DIRIMU
Ada di sini tanpa adanya dirimu
Memberi kesepian padaku
Kesepian yang tak pernah mengerti
Akan rindang rindu menaungi, untukmu
Hati ini tetap percaya padamu
Raga ini masih untukmu
Satu saat sedang kumenantikanmu
`tuk usir penat yang ada di hati
Di sini hanya memandang langit kelam
Seperti para pujangga dalam sajaknya
Gambarkan betapa indah elok alam
Dan betapa gundah pendam arti rindu
Malam kian kelam
Kau masih tenggelam
Dalam ingatanku
Kau kurindu
REMBULAN
Enggan kutatap rembulan malam ini…..
Walau purnama sempurna kasih…..
Walau masih kudamba sinarnya
Ada emosi dan api amarah
Kutakut tatap rembulan….
Walau dalihku masih percaya
Sinarnya masih untukku
Terangnya masih damaikan jiwa
Kutakut……..
Rembulan takan beri arti lagi
Purnama takan datang lagi
Ada emosi lewat terangnya
Hati kecil takan berdusta
Rembulan kian jelita berseri
Walau dalam amarah
Enggan kutatap rembulan malam ini…..
Walau purnama sempurna kasih…..
Walau masih kudamba sinarnya
Ada emosi dan api amarah
Kutakut tatap rembulan….
Walau dalihku masih percaya
Sinarnya masih untukku
Terangnya masih damaikan jiwa
Kutakut……..
Rembulan takan beri arti lagi
Purnama takan datang lagi
Ada emosi lewat terangnya
Hati kecil takan berdusta
Rembulan kian jelita berseri
Walau dalam amarah
PEREMPUAN ITU
Dari teduh tatap mata perempuan itu
Ada laksa harapan yang kutanam
Dari merdu suara perempuan itu
Ada desah yang kan menjadi rahasia
Didamba banyak lelaki
Terwarna janji
Terona cara
Tuk dapatkan hati perempuan itu
Perempuan ayu
Miliki sorot mata teduh
Dengan suara merdu
Ada rindu untukmu
Hai pendampingku
MALAM KERLIPANKU
Menunggu purnama
Menanti esok datangnya sinaran
Merayapnya senja bagai detak jantung
Merisaukan keluh hati ini
Aku ingin kau hadir untukku
Sebuah nuansa indah bertajuk kerlipan bintang
Aku ingin ceritakan penat dalam dada
Yang hadir dalam lena dan jaga
Beribu asa dan mimpi
Hadir tawarkan keresahan dalam hati
Mungkin ini saatnya,
Aku bangkit dari jerat yang membuatku semakn rapuh
Dari apa yang kurasa………..
Padamu bintang kuingin cahayamu
Padamu bulan kungin teduhmu
Namun takkan merubah indahnya hati
Yang dulu pernah ada
Aku ngin cahayamu, bintang
Aku ingin memiliki keteduhanmu, bulan
Yang mana bintang terang dengan sendirinya
Yang mana bulan, tersinar dari mentari
Engkau selalu sempurna
SAMBUT 2003
Kabut tutupi perjalanan kita
Kala kita sampai di Purwekerto
Derit kereta bangunkan tidur kita
Yang terlelap di gerbang barang
04.30 belum ada tanda
Kita hentikan perjalanan
Tiada tujuan, tak ada yang dicari
Kita saling memaki diri
Setadah air kita basuh muka ini
Siapkan diri menghadap Illahi
Stasiun Prupuk
Kenangan yang terpuruk
Berempat tunawisma
Kita harus terus ke Yogya
Kabut tutupi perjalanan kita
Kala kita sampai di Purwekerto
Derit kereta bangunkan tidur kita
Yang terlelap di gerbang barang
04.30 belum ada tanda
Kita hentikan perjalanan
Tiada tujuan, tak ada yang dicari
Kita saling memaki diri
Setadah air kita basuh muka ini
Siapkan diri menghadap Illahi
Stasiun Prupuk
Kenangan yang terpuruk
Berempat tunawisma
Kita harus terus ke Yogya
DUA SISIKU
Gapailah ketinggian hati ini
Kau akan mendapatkannya
Gapailah dasar cinta ini
Kau akan meraihnya
Cari cara curi-curi
Agar aman aku adanya
Biar bebas berhutang budi
Tak teringat tunai terpenuhi
Jangan kau lihat
sisi gelap malamku
karena di sana
ada sisi terang siangku
Gapailah ketinggian hati ini
Kau akan mendapatkannya
Gapailah dasar cinta ini
Kau akan meraihnya
Cari cara curi-curi
Agar aman aku adanya
Biar bebas berhutang budi
Tak teringat tunai terpenuhi
Jangan kau lihat
sisi gelap malamku
karena di sana
ada sisi terang siangku
PESONA KEASINGANKU
Dunia mendorong syarafku
Nadi ini bergerak refleks
Rasakan ketakjuban cinta
Pada lingkungan yang asri dan damai
Jantung ini berdecak kagum
Bila suara ombak telah pecahkan
Kokohnya karang fikiranku
Menusuk rongga hati
Rangsangan rindu jalari nurani
Manyatu dengan pembuluh vena
Saat kulihat pesona keasinganmu
Harapan itu kian menggebu
Kubuka jendela dada
Agar paru-paru ini tak hirup kepalsuan
Dan aku ingin udara segar cintamu
Menerpa kegerahan yang melanda
KAU YANG MENERANGI
Kau seberkas cahaya
yang menerangi
Disaat kurasakan gulita
Kau bagai setetes air penawar
Di saat kurasakan dahaga
Engkaulah bintangku
Walau redup sinarmu
Kaulah cahaya itu
Walau maya hiasi duniaku
Kau seberkas cahaya
yang menerangi
Disaat kurasakan gulita
Kau bagai setetes air penawar
Di saat kurasakan dahaga
Engkaulah bintangku
Walau redup sinarmu
Kaulah cahaya itu
Walau maya hiasi duniaku
RAHASIAMU
Ada banyak rahasia kepedihan
Tentang hari yang kau lalui
Kasih sayang tiada kan terbagi
Padamu duhai bidari biru
Hanya kau seorang
Yang mampu luluhkan
Menjulangnya keangkuhan
Kepedihanmu tiada pernah terkata
Tangisanmu tiada yang merasakan
Ingin kupeluk……….
Saat kegundahan risaukan perasaanmu
Walau terkadang amarahmu
Tiada kan terbendung
Namun tabahmu abadi
Tentang hari yang kau lalui
Kasih sayang tiada kan terbagi
Padamu duhai bidari biru
Hanya kau seorang
Yang mampu luluhkan
Menjulangnya keangkuhan
Kepedihanmu tiada pernah terkata
Tangisanmu tiada yang merasakan
Ingin kupeluk……….
Saat kegundahan risaukan perasaanmu
Walau terkadang amarahmu
Tiada kan terbendung
Namun tabahmu abadi
Sungguh kumakin sayang………
M A A F
Aku datang bukan untuk meminang
Tapi sampaikan maaf,
Bahwa aku pernah hadir di mimpimu
Kita memang pernah meminang rasa
Di ujung waktu tempat kita mengaduk hari mengapit rasa……..
Kala bulan gelap di pucuk cemara
Kita memang pernah bermain rindu
Saat bayang menyelinap di rumpun cempaka
Kita pernah satukan asa
Saat samudera surut dan pasang
Kita memang pernah meniti buih
Sayang angin berputar arah
Terbangkan rasa rindu
Aku datang bukan untuk meminang
Tapi sampaikan maaf,
Bahwa aku pernah hadir di mimpimu
Kita memang pernah meminang rasa
Di ujung waktu tempat kita mengaduk hari mengapit rasa……..
Kala bulan gelap di pucuk cemara
Kita memang pernah bermain rindu
Saat bayang menyelinap di rumpun cempaka
Kita pernah satukan asa
Saat samudera surut dan pasang
Kita memang pernah meniti buih
Sayang angin berputar arah
Terbangkan rasa rindu
HIDUP ITU CINTA
Persahabatan itu seperti ilalang
Terjalin erat saling menunjang
Tak pernah binasa, walau terbakar mentari
Kasih itu seperti angin
Senantiasa membari tak pernah meminta
Cinta itu seperti rumpun bambu
Kokoh dan meneduhkan
Mestinya hidup itu cinta
Kasih dan persahabatan
G A D I S K U
Ada jelita menari
Saat kutatap binar matanya
Ada desiran kemesraan
Kala kutatap ayu parasnya
Nian memuncak harapanku
Nia merusak perasaanku
Dihuyung terpaan pesonanya
Tertiup angin jelitanya
Ada harapan masa depan
Bila kudengar suaranya
Kilaukan cita-cita
Saat ku di dekatnya
Ada jelita menari
Saat kutatap binar matanya
Ada desiran kemesraan
Kala kutatap ayu parasnya
Nian memuncak harapanku
Nia merusak perasaanku
Dihuyung terpaan pesonanya
Tertiup angin jelitanya
Ada harapan masa depan
Bila kudengar suaranya
Kilaukan cita-cita
Saat ku di dekatnya
BERGURULAH PADA
WANITA
WANITA
Bencana dan cobaan
Telah membuat lelaki perkasa
Jadi lemah bagai wanita
Dan wanita-wanita
Jadi perkasa karenanya
Lantaran itu hai engkau……
Yang mengaku lelaki perkasa
Bergurulah kepada wanita
Agar cobaan dan bencana
Bertekuk lutut d kakimu
Hingga wanitapun
Tak perlu susah-susah
Menanggung beban neraka sendirian
Jadi lemah bagai wanita
Dan wanita-wanita
Jadi perkasa karenanya
Lantaran itu hai engkau……
Yang mengaku lelaki perkasa
Bergurulah kepada wanita
Agar cobaan dan bencana
Bertekuk lutut d kakimu
Hingga wanitapun
Tak perlu susah-susah
Menanggung beban neraka sendirian
AKUILAH DIRIKU
Pernahkah kau coba bayangkan kehadiranku
Pernahkah kau mengira keberadaanku
Yang tak kau mengerti
Pijaran yang kau buat
Penerang kalbu yang kau cipta
Takan padam untuk kedua kalinya
Bisakah kau pahami yang kurasa
Diri ini berharap jelas
Tak ada kesamaranmu
Aku ingin, kau akui keberadaanku
Tak pernah letih
Dengan apa yang aku jalani
Tak pernah kuterhenti
Dengan apa yang kuberi
UNTUKMU CINTAKU
Detik yang ada bukan untuk siapa-siapaWaktu yang adapun bukan
pula untuk dia…..
Tapi untuknya…..
Jiwa yang telah menyelamatkanku
Kuberjanji bintang itu untukmu
Karena kupami………….
Hanya kau yang mampu menyimpannya
Mengukir dan menjadikan syurga dihatiku
Kutahu tentang sayang itu……..
Tapi jangan cegah aku
Biarkan aku ada di dekatmu
Biarkan aku genggam jemarimu
Dan berucap aku sayang kamu
TAK MAMPU
Kesedihan yang hadir selalu tiba-tiba
Berada di sini saat kutak siap menerimanya
Kering air mata kembali terbasahkan
Aku menyadari……..
Perihnya hati ini tak lagi terobati olehmu
Aku tak dapat memberi keceriaan
Dalam ruang hatimu yang telah pergi
Aku tak sanggup menahan semua ini
Aku tak bsa melupakanmu
Tak pernah letih, tak pernah lelah
Jiwamu tetap satu dalam jiwaku
Takan mampu aku melupakanmu
Kesedihan yang hadir selalu tiba-tiba
Berada di sini saat kutak siap menerimanya
Kering air mata kembali terbasahkan
Aku menyadari……..
Perihnya hati ini tak lagi terobati olehmu
Aku tak dapat memberi keceriaan
Dalam ruang hatimu yang telah pergi
Aku tak sanggup menahan semua ini
Aku tak bsa melupakanmu
Tak pernah letih, tak pernah lelah
Jiwamu tetap satu dalam jiwaku
Takan mampu aku melupakanmu
S E S A L
Tak pernah ada niatku menyakitimu
Kuakui semua salahku
Dan tak tau apa yang akan kulakukan
Untuk mengembalikan semua
Tentang senyum manismu padaku
Maafkan aku ……….
Satu kesempatan yang ingin kudapat darimu
Untuk buktikan cintaku padamu
Seperti saat kau terima cintaku
Dan tidaklah tenang hatiku tanpamu
Walau hidupku penuh dengan keindahan
BUNGA
Duhai bunga
Jangan layu
Duhai bunga
Jangan ragu
Berikan pesonamu
Walau aku kumbang lalu
Tetaplah mewangi
Meraja dalam hati
Duhai bunga
Jangan layu
Duhai bunga
Jangan ragu
Berikan pesonamu
Walau aku kumbang lalu
Tetaplah mewangi
Meraja dalam hati
KAU YANG PERNAH HADIR
Ingatkah kau tentang masa itu
Kita pernah satukan hati
Menyatu dengan anggunnya cinta
Seolah penuh dengan kepastian
Cuaca `tlah merubah haluan
Tak dapat kita cegah perpisahan
Derita, luka dan kepedihan
Kita terima dengan penuh lara
Jejak langkah kita tak pernah sirnah
Dari titian kenangan ini
Cerita ini takan lekang ditelan waktu
Hanya kita bukan untuk menyatu
Hanya ditentukan tidak untuk bersama
P U J A A N H A T I
Datang dan pergi
Selalu kurindu
Hingga kuberharap `tuk selalu
Berada didekatmu dan membelaiku
Sampai aku tertidur pulas
Dan bermimpi tentang indahnya
saat bersamamu……….
Wahai pujaan hati
Jangan pernah ada niat tinggalkanku
Karena kutak sanggup
Selalu kudamba pesonamu
Hingga mata ini jarang terpejam
Meski malam telah menyapa
Sejukanlah aku dengan kasihmu
Basahilahkering tandus hati ini
Dengan air cintamu
KAU YANG PELUPA
Dalam keadaan apapun
Ingatku akan dirimu
Yang pernah bertamu
Di hatiku dahulu
Berada dimanapun
Kau pernah ajakku melamun
Ingatku di bawah rumpun
Berdua dengan cinta yang mengalun
Tidur kau tertidur
Bersama mimpi yang semu
Berdiri hingga kaupun berjalan
Gapai sesuatu yang meragu
Teriak kencang, menangis sedih
Semua yang ada `tlah sirnah
Dalam keadaan apapun
Kau memang tak ingat daku
Dalam keadaan apapun
Ingatku akan dirimu
Yang pernah bertamu
Di hatiku dahulu
Berada dimanapun
Kau pernah ajakku melamun
Ingatku di bawah rumpun
Berdua dengan cinta yang mengalun
Tidur kau tertidur
Bersama mimpi yang semu
Berdiri hingga kaupun berjalan
Gapai sesuatu yang meragu
Teriak kencang, menangis sedih
Semua yang ada `tlah sirnah
Dalam keadaan apapun
Kau memang tak ingat daku
MISTeryku
Dalam diriku terbayang selalu
Keinginan `tuk selalu
menggapai isi hatimu
Pada setiap langkahku
Betapa ingin hadirmu
Walaupun berat untukmu
Kini coba hidupkan
Arti dari semua mimpiku
Kuakui dirimu yang terindah
Perasaan ini tak dapat kuingkari
Engkau bunga terindah
Hiasi taman cintaku
Sejukkan jiwa
J I K A
Jika suatu saat nanti
Kumerasa kehilanganmu
Itu harus kuterima
Karena kutak merasa memilkimu
Jika memang suatu saat nanti
Kau akan pergidan melupakanku
Itupun akan aku terima
Karena itu adalah hakmu
Dan jika memang suatu saat nanti
Aku merindukanmu
dan mencari keberadaanmu
Itu semua bukan salahku
Karena bayangmu
Senantiasa hantui jiwaku
Jika suatu saat nanti
Kumerasa kehilanganmu
Itu harus kuterima
Karena kutak merasa memilkimu
Jika memang suatu saat nanti
Kau akan pergidan melupakanku
Itupun akan aku terima
Karena itu adalah hakmu
Dan jika memang suatu saat nanti
Aku merindukanmu
dan mencari keberadaanmu
Itu semua bukan salahku
Karena bayangmu
Senantiasa hantui jiwaku
F I T R I
Engkau pernah terlintas dalam benaku
Engkau pernah sepintas dalam cintaku
Aku tak mengerti
Apa gerangan perasaan ini
Engkau sahabat sejati
Engkau kasih sepenuh hati
Dilema rasa cinta, diriku
Dibuai ragam cerita, diriku
Engkau Fitri
Penuh fitri
Apa kau mengerti
Tentang isi hati
Engkau gadis misteri
Yang sulitku megerti
Engkau yang ayu
Engkau merayu
Sahabatku Fitri
Kasihku Fitri
Engkau pernah terlintas dalam benaku
Engkau pernah sepintas dalam cintaku
Aku tak mengerti
Apa gerangan perasaan ini
Engkau sahabat sejati
Engkau kasih sepenuh hati
Dilema rasa cinta, diriku
Dibuai ragam cerita, diriku
Engkau Fitri
Penuh fitri
Apa kau mengerti
Tentang isi hati
Engkau gadis misteri
Yang sulitku megerti
Engkau yang ayu
Engkau merayu
Sahabatku Fitri
Kasihku Fitri
RINDU
Lama kau pergi
Tiada berita
Lama aku menanti
Tiada kunjung sua
Dikau kasih
Cepat kembali
Dikau sayang
Cepat pulang
Gundah gulana
Perasaanku
Bimbang mengambang
Dalam benakku
Teringat dulu
Yang masih kurindu
WAHAI BUNGA
Kugoreskan bait-bait ini
Kala rintik hujan mengguyur bumi
Sementara petir menjelmakan
Wajah-wajah memerah
Menyambar kulit hitamku
Wahai bunga….
Terimalah salamku
Kugoreskan penaku
Kala malam malam mencekam
Bulan purnama hadirmenyair
Tanpa benih-benih hitam
Bagai pujangga mengait kata
Wahai bunga ……
Terimalah persembahanku
Jejak langkahmu telah hilang
Tiada arah tanpa tujuan
Wahai bunga…..
Terimalah maafku
JELITA
Jangan kaujatuhkan lagi air mata itu
Kalimat yang teruntai dari bibir Hawa
Senyum itukah yang ingin kulakukan ?
Untuk semua rasa sayang
Yang tulus kau berikan untukku
Terimakasih jelitaku ………
Bantulah aku buang hina itu
Yang tak layak ada dalam
hati seorang Adam
Gengamlah jemari ini
Bila kurapuh lagi dalam hina itu
Sosonglah aku dari hina yang benar-benar
kurasa hina.....
Dan Hawa usap air mata ini
Bila benar itu terjadi lagi
Jangan kau biarkan aku jatuh berpijak
pada bum kakiku sayap-sayap kupatah
dan lepas akhirnya
Kau yang kumau saat ini
Bukan dia, bukan pula mereka
Munafik……………..
Yang pura-pura memandangku
Dengan penuh iba
Jangan kaujatuhkan lagi air mata itu
Kalimat yang teruntai dari bibir Hawa
Senyum itukah yang ingin kulakukan ?
Untuk semua rasa sayang
Yang tulus kau berikan untukku
Terimakasih jelitaku ………
Bantulah aku buang hina itu
Yang tak layak ada dalam
hati seorang Adam
Gengamlah jemari ini
Bila kurapuh lagi dalam hina itu
Sosonglah aku dari hina yang benar-benar
kurasa hina.....
Dan Hawa usap air mata ini
Bila benar itu terjadi lagi
Jangan kau biarkan aku jatuh berpijak
pada bum kakiku sayap-sayap kupatah
dan lepas akhirnya
Kau yang kumau saat ini
Bukan dia, bukan pula mereka
Munafik……………..
Yang pura-pura memandangku
Dengan penuh iba
KUTAK INGIN
Kutak ingin hadirmu
Pabila untuk meresahkanku
Kutak ingin kedatangamu
Pabila selalu menggelisahkan
Karena yang aku inginkan
Adalah rasakan kedamaianmu
Walau tanpa wujudmu
Selalu yang aku harapkan
Tentangmu duhai Febi
Yang mampu sejukkan hati
Kutak ingin hadirmu
Pabila untuk meresahkanku
Kutak ingin kedatangamu
Pabila selalu menggelisahkan
Karena yang aku inginkan
Adalah rasakan kedamaianmu
Walau tanpa wujudmu
Selalu yang aku harapkan
Tentangmu duhai Febi
Yang mampu sejukkan hati
KEPURAANMU
Wahai kasihku
Jangan kau tangisi kisah ini
Aku telah pahami
Cintamu adalah sandiwara
Kini aku pergi darimu
Kau telah nyalakan api
Pada lautan yang meluas
Yang akhirnya menenggelamkanmu
Sekencang angin menderu
Sesekali takan melambai
Kala tipuanmu tiada mengena
Bomerang ada dalam dirimu
Tulus maafku……kepadamu
Inilah kisah teladan
Buah kepuraanmu
Telah tertanam pada ladang semu
Yang subur sebelum kau menyirami
GERHANA CINTA
Kuhapus badai lestapa
Tertawa dengan lantangnya
Karena aku `tlah bebas
Dari gerhana hampa
Suasana malamku ceria
Sengsarapun musnah
Aku bahagia
Legalah hati
Gerhana pupus
Terbawa awan
Bulan menjelma sudah
Singkirkan sengketa
D I A
Dia..……..
Selalu mengajak ke hayali
Menjelma dalam lamunan malam
Memanggil tatkala siang datang
Dia………….
Penuh tafsiran bagiku
Sukarku `tuk kuasai
Bahasa cintanya
Menjelma dalam lamunan malam
Memanggil tatkala siang datang
Dia………….
Penuh tafsiran bagiku
Sukarku `tuk kuasai
Bahasa cintanya
AYU PARASMU
Penuh ayu parasmu
Tebarkan laksa pesona
Siramkan juta kharisma
Yang sangat berarti bagiku
Biografi hidupku
Bawa segala inspirasi
Hadirkan segala obsesi`
Getir jalan hidupku
Dendangkan lagu perindu
Penuh ayu parasmu
Tebarkan laksa pesona
Siramkan juta kharisma
Yang sangat berarti bagiku
Biografi hidupku
Bawa segala inspirasi
Hadirkan segala obsesi`
Getir jalan hidupku
Dendangkan lagu perindu
MERPATI
Dikau merpati
Penuh menawan
Dikau merpati
Tiada kebebasan
Mengibakan hidupmu
Tiada yang mengeti
Meyedihkan ceritamu
Tiada yang peduli
Dikau merpati
Teruslah berseri
Dikau merpati
Cantik sekali
Dikau merpati
Jangan bersedih
Dikau merpati
Terus bernyanyi
Penuh menawan
Dikau merpati
Tiada kebebasan
Mengibakan hidupmu
Tiada yang mengeti
Meyedihkan ceritamu
Tiada yang peduli
Dikau merpati
Teruslah berseri
Dikau merpati
Cantik sekali
Dikau merpati
Jangan bersedih
Dikau merpati
Terus bernyanyi
GEJOLAK CINTA (Syair berantai)
Dalam arena bergam rasa
Gejolak dalam asmara cinta
Dendangkan suka dan cita
Hilangkan keresahan jiwa
Gejolak dalam asmara cinta
Harapan mengiringi setia
Hilangkan keresahan jiwa
Yang selama ini dirasa
Harapan mengiringi setia
Di masa depan dari masa kala
Yang selama ini dirasa
Hanya cinta membara
Di masa depan dari masa kala
Semoga penuh akan bahgia
Hanya cinta membara
Sebagi bekal gapai bahagia
CintHA PLATONIS
Cinta ini adalah cinta platonis
Yang kutahu takkan pernah bersambut
Semantara dari sudut ruang tempatu berpijak
Senantiasa aku cermati
Segala laku dan keindahanmu
Tanpa bisa berbuat apa
Cinta ini adalah cinta platonis
Yang kutahu takkan pernah bersambut
Semantara dari sudut ruang tempatu berpijak
Senantiasa aku cermati
Segala laku dan keindahanmu
Tanpa bisa berbuat apa
KINI ADIK MERANA
Pernah dulu aku ucapkan
Jangan terlalu percaya dengan asmara
Kini adik telah rasakan
Asmaramu terdusta
Pernah aku berpesan
Jangan pacaran sebelum siap
Kini adik telah rasakan
Betapa sakit putus cinta
Itulah akibat tak indahkan
Kata abang sang saudara
Itulah sekarang rasa
Yang harus adik terima
Kini adik merana
Kini adik terluka
Abang tak bisa mengobati
Pernah dulu aku ucapkan
Jangan terlalu percaya dengan asmara
Kini adik telah rasakan
Asmaramu terdusta
Pernah aku berpesan
Jangan pacaran sebelum siap
Kini adik telah rasakan
Betapa sakit putus cinta
Itulah akibat tak indahkan
Kata abang sang saudara
Itulah sekarang rasa
Yang harus adik terima
Kini adik merana
Kini adik terluka
Abang tak bisa mengobati
K A U
Terkadang aku heran
Apakah hanya aku yang tersiksa
Hayalkan tentang dirimu
Yang hadir di setiap waktu
Kau membisikkan
Kau resah gelisahkan
Kau dalam bayangan
Kau jadi harapan
Tirai hati telah kubuka
Cendana harum kini
Kau abadi di hati
Kau laksana nyawa jiwa
Kau di sana apa merasa
Aku di sini mengalami
SENJA TENGGELAM
Cakrawala senja
Penuh cendayan
Ada sang surya
Tersenyum ke-emasan
Pada buana lambaikan imtikhan
Berganti saat bertukar sinaran
Senja tenggelam
Bersama selimut malam
Terhias purnama penuh cahya
Tersenyum candra penuh kharisma
Hantarkan laksa pesona
Cakrawala senja
Penuh cendayan
Ada sang surya
Tersenyum ke-emasan
Pada buana lambaikan imtikhan
Berganti saat bertukar sinaran
Senja tenggelam
Bersama selimut malam
Terhias purnama penuh cahya
Tersenyum candra penuh kharisma
Hantarkan laksa pesona
ROLLER KOSTER
CINTAMU
Jalannya penuh laga gaya
Naik turun tiada tenang
Berkeliling angkuh
Tinggi kian tak terengkuh
Ada roller koster dalam dirimu
Lagak roller koster cara hidupmu
Hingga pusingkan arahku
Roller koster cinta
Melaju penuh cepat
Namun tak ke lain tempat
Selalu menari di depan mata
TERANG PERSINGGAHANKU
Aku datang dari malam gulita
Tiada bergaun lewati jalan
Hadir di sini yang terang
Beragam kutemui di sini
Tercerita penuh tipu dan semu
Hingga kutak berdaya
Namun kuharus mahir
Untuk mencari bekal
Karena terang persinggahanku
Esok ku `kan kembali
Membawa segala cerita
Menuju gelap yang abadi
Aku datang dari malam gulita
Tiada bergaun lewati jalan
Hadir di sini yang terang
Beragam kutemui di sini
Tercerita penuh tipu dan semu
Hingga kutak berdaya
Namun kuharus mahir
Untuk mencari bekal
Karena terang persinggahanku
Esok ku `kan kembali
Membawa segala cerita
Menuju gelap yang abadi
GURINDAMKU
Jangan terus malu
Kalu kita gagal selalu
Jangan pernah bersedih hati
Kalau bahagia belum dimiliki
Jangan urungkan niat
Untuk mencapai segala hajat
Tak usah mengenal mundur
Selagi badan belum hancur
Jangan berputus asa
Dalam kita berusaha
Kejar-kejar sampai bisa
Sabar-sabar harus bisa
Pasti-pasti kan dapat
Selagi di hati ada niat
Ingat-ingatlah selalu
Iringi segalanya dengan doa
MELATIKU
Melati yang harum itu
Adalah wangianmu
Dan biarkan aku hirup
Tentang tentang damai yang ada
Dan kuharap kaupun merasakannya
Plesae…..
Pahamilah kata yang kutulis ini
Jangan dengar omongan mereka
Yang takkan mengerti tentang kita
Kuharap kita takan pernah terpisah
Hingga kita mampu menyatu
Adalah wangianmu
Dan biarkan aku hirup
Tentang tentang damai yang ada
Dan kuharap kaupun merasakannya
Plesae…..
Pahamilah kata yang kutulis ini
Jangan dengar omongan mereka
Yang takkan mengerti tentang kita
Kuharap kita takan pernah terpisah
Hingga kita mampu menyatu
BISU DI MALAM
MINGGU
Pernah terlintas cerita lucu
Kala ngrumpi bareng teman dahulu
Di suatu gang Kota Gudeg
Aku sibuk godain cewek
Yang hendak bermalam Minggu
Sorang cewek berkulit putih
Entah kemana dia sendiri
Mula kusapa dia melirik
Mulai kudekati dia tersenyum
Ku ajak bicara, seolah tersipu
Ku coba kenali diri, dia seolah malu
Tanyaku banyak terlontar
Hanya senyumnya yang menjawab
Terperanjat seketika itu juga
Saat temanku bilang dia bisu
Nyata dia si cewek cantik
Enggak bisa bicara alias bisu
Serentak temanku tertawa
Melihat nasibku yang menimpa
Kini aku yang tersipu dan malu
Dasar nasib lagi apes
Malam minggu dikerjain bisu
ANAKKU SAYANG
Belai kubelai anakku sayang
Sang mutiara kalbu
Sang hiasan hati……..
Tidurlah tidur sang sukma jiwa
Pada melam yang sepi ini
Ayahanda kan menemani
Nyanyikan sebuah lagu
Berbait rima bersajak rima
Tentang esok yang penuh riang
Kutimang anakku sayang
Sang pelita raga
Sang biografi sukma
Tidurlah pejamkan mata
Moga hakekat keteladanan
Kan kau temui di hari depan
Penuh kebahagiaan
Sang mutiara kalbu
Sang hiasan hati……..
Tidurlah tidur sang sukma jiwa
Pada melam yang sepi ini
Ayahanda kan menemani
Nyanyikan sebuah lagu
Berbait rima bersajak rima
Tentang esok yang penuh riang
Kutimang anakku sayang
Sang pelita raga
Sang biografi sukma
Tidurlah pejamkan mata
Moga hakekat keteladanan
Kan kau temui di hari depan
Penuh kebahagiaan
DIA YANG PERNAH DATANG
Dia datang dari masa lampau Dia merasa kini
Menerjang tebing waktu Yang jauh dari suci
Memakan usianya yang berpuluh Dia menangis pedih
Berganti hari bertambah layu Tiraninya menyiksa diri
Dia yang terlelah Dia datang dari masa lampau
Setelah berjalan jauh Penuh tirani ke masa depan
Dia yang berebah Menunggu saat yang dijanjikan
Pejamkan mata tiada jemu Yang entah kapan akan bertemu
Dia menangis kini
Tiraninya tiada henti
Hasratnya ingin kembali
Pada cerita yang terlewati
Tiraninya tiada henti
Hasratnya ingin kembali
Pada cerita yang terlewati
CINDAI DI PUNCAK
CANDI
Elok rupamu menawan hati
Ayu parasmu getarkan jiwa
Alunkan irama kasih
Di sepanjang arus cerita
Engkaulah sang cindai
Yang anggun di puncak candi
Akankah ku mampu meraih
Dalam tingginya sang badai
Engkau cindai di puncak candi
Wangianmu menembus buana
Gemparkan suasana
Yang dulu pernah sepi
Engkau cindai di puncak candi
Hakekatmu damaikan hati
Hasratku ingin memiliki
Walau penuh pedih perih
GESTI
Kau hadirkan nuansa penghibur
ketikaku dalam kesepian
Hadirkan kedamaian
Saat qolbuku penuh kebimbangan
Adikku manis
Kuharu menatapmu
Penuh patuh terhadapku
Manja sifatmu
Kau dendangkan lagu cinta
Pada kanda yang merana
Hembuskan juta fantasi
Di angin penuh solusi
Usah kemana duhai Gesti
Temani kakanda
Hingga penuh senyuman
Teriring juta perceritaan
Kanda hantarkan untukmu
Terkhusus dari hatiku
Terprasasti kasih sayang
Hingga akhir nanti
S U F I
Hadirmu adalah lentera
Terangi isi lazuardhi
Kalam ma`rifatmu sulit kami tafsirkan
Jiwamu adalah pendekatan tiada tara
kotornya fikiranku, jauh takan mampu mengejar
Kau terkadang hilang dipandangan
Hadir dalam kanyataan
Hadirmu adalah lentera
Terangi isi lazuardhi
Kalam ma`rifatmu sulit kami tafsirkan
Jiwamu adalah pendekatan tiada tara
kotornya fikiranku, jauh takan mampu mengejar
Kau terkadang hilang dipandangan
Hadir dalam kanyataan
Kau menguasai selautan
Takkan tertutup tirai
Dan selalu terang takan padam
Dan selalu terang takan padam
AMFITEATER
CINTAMU
Pernah terasa bangga
Saat penonton mulai menyorakimu
Ditepuk tangan dipuja sayang
Namun engkau terkalahkan kini
Setelah tipuanmu tiada mengena
Di amfiteater cintamu yang pongah
Kau merunduk sesali diri
Hai yang pernah pongah…..!
Tatkala ribuan mata memandangmu
Hai yang kini tergoyah…..!
Tatkala tertinggal oleh pemujamu
Amfiteater cintamu
Sejarah keangkuhanmu
Amfiteater cintamu
Arena penyesalanmu
CINTAMU
Pernah terasa bangga
Saat penonton mulai menyorakimu
Ditepuk tangan dipuja sayang
Namun engkau terkalahkan kini
Setelah tipuanmu tiada mengena
Di amfiteater cintamu yang pongah
Kau merunduk sesali diri
Hai yang pernah pongah…..!
Tatkala ribuan mata memandangmu
Hai yang kini tergoyah…..!
Tatkala tertinggal oleh pemujamu
Amfiteater cintamu
Sejarah keangkuhanmu
Amfiteater cintamu
Arena penyesalanmu
BERLALU ….!!!!
Tak terasa smua telah berlalu
Empat tahun perjalanan
Tertempuh dengan sia-sia
Tanpa arti, tanpa pamrih
Empat tahun usai terbuang
Semua tetap hampa
Kini kuharus berbenah
Dengan sedikit sisa waktu
Untuk masa depan
Maafkan aku
Yang takan terpaku
Dan harus berlalu
Bersama akhir waktu
Aku berlalu dari semuanya
Restumu duhai Ibunda
Salamku untuk ayahanda di sana
Doakan aku untuk mampu berlalu
Dari pijakakan kaki di sini
Dari silaunya hati
KARENAMU
Penat yang ada karenamu
Jenuh yang hadir, juga karenamu
Lelah yang kurasa, itupun karenamu
Yang membius kepuraan semu
Aku yang terpedaya
Tiada dapat membaca
Bahasa cinta yang kau ucapkan
Biar aku terdera
Oleh alunan siasat
Dengan ragam alasan
Saatnya berlari
Bagiku kau ilusi
Yang setia temani
Pada tiap mimpi-mimpi
DIA DI HATIMU
Dia yang pernah datang
Masih kau bayang
Dia pernah hadir
Masih kau fikir
Takan berartikah hadirku untukmu?
Dia yang pernah ada di hatimu
Masih mekar takan layu
Hinggga diri ini takan berarti
Di hadapanmu
Kenanglah dia pada lamunanmu
Bila kau terobsesi dengan masa lalu
Gapailah hayalanmu
Bila aku seolah merayu
Dia yang pernah datang
Masih kau bayang
Dia pernah hadir
Masih kau fikir
Takan berartikah hadirku untukmu?
Dia yang pernah ada di hatimu
Masih mekar takan layu
Hinggga diri ini takan berarti
Di hadapanmu
Kenanglah dia pada lamunanmu
Bila kau terobsesi dengan masa lalu
Gapailah hayalanmu
Bila aku seolah merayu
BUNGAMU
Bunga………..
Kini telah layu
Terhempas
Dengan ketiada berdayaan
Bunga……
Kau dulu pernah tumbuh
Dirasa dalam qolbu
Dulu pernah angkuh
Kini tersipu dalam haru
Tercampak oleh fatamorgana
Maafkan aku meniggalkanmu
Itulah keharuman bungamu
Yang mekar dengan wangian semu
M A A F K A N
Jangan pernah ada sesal
Jika kepergianku hadirkan sepi
Sandiwara yang kausuguhkan
Penuh makna pelajaran
Cinta yang kau berikan
Adalah semata permainan
Maafkan aku Sabrina
Yang tak lagi bisa berbagi
Yang tak mampu kembali
Isi segala kekurangan kita
Aku lelah dengan smuanya
Keraguan kian berdecak
Dentingkan kehampaan
Telah kudengar suara-suara itu
Kumandangkan lagu tentangmu
Yang merajut kepalsuan
Jangan pernah ada sesal
Jika kepergianku hadirkan sepi
Sandiwara yang kausuguhkan
Penuh makna pelajaran
Cinta yang kau berikan
Adalah semata permainan
Maafkan aku Sabrina
Yang tak lagi bisa berbagi
Yang tak mampu kembali
Isi segala kekurangan kita
Aku lelah dengan smuanya
Keraguan kian berdecak
Dentingkan kehampaan
Telah kudengar suara-suara itu
Kumandangkan lagu tentangmu
Yang merajut kepalsuan
PERPISAHAN
Diam………
Bukan berarti tak bicara
Keheningan
Memaksa hati untuk berkata
Pikirannya kosong
Tapi mata tetap memandang
Pikirannya melayang
Tapi hati masih memandang
Aku tau………
Kaupun mengerti……..
Apa yang ada di hati
Apa yang meresahkan
Karena kita meyimpan
Arti perasaan yang sama
Tetapi terlambat
Untuk disatukan
R A C U N M U
Kau telah meramu racun
Dengan susah payah
Untukku minum perlahan
Hingga jantungku kencang berdenyut
Paruku hirup rasa keasingan
Dari air yang kau berikan
Yang telah masuk selusuri sendi-sendi
Racunmu telah terteguk
Terpayang aku mabuk
Tak sadarkan diri
Jiwaku kau kuasai
Berikan aku penawar
Racunmu telah menjalar
Di sekurjur tubuhku
Kau memang tak pernah berani
Hadapi dengan nyali
Dengan susah payah
Untukku minum perlahan
Hingga jantungku kencang berdenyut
Paruku hirup rasa keasingan
Dari air yang kau berikan
Yang telah masuk selusuri sendi-sendi
Racunmu telah terteguk
Terpayang aku mabuk
Tak sadarkan diri
Jiwaku kau kuasai
Berikan aku penawar
Racunmu telah menjalar
Di sekurjur tubuhku
Kau memang tak pernah berani
Hadapi dengan nyali
MARGADANA
Tentramnya Margadana
Auramu jadi pesona
Sepoi bayu Margadana
Cahayamu terangi jiwa
Margadana didamba pria
Margadana hadirkan asmara
Ingin ku akhiri perjalanan ini
Pada Sang Margadana
Yang didendang dinyanyi kalbu
Yang diharap di setiap waktu
Semoga esok
Ada untaian restu
Untuk Margadana
Dalam dekapan
Tentramnya Margadana
Auramu jadi pesona
Sepoi bayu Margadana
Cahayamu terangi jiwa
Margadana didamba pria
Margadana hadirkan asmara
Ingin ku akhiri perjalanan ini
Pada Sang Margadana
Yang didendang dinyanyi kalbu
Yang diharap di setiap waktu
Semoga esok
Ada untaian restu
Untuk Margadana
Dalam dekapan
B I L A K A H
Bilakah kau kan kembali
Saat kau temui rintangan Bilakah kau akan pulang
Semua hanya emosi Saat gelap sambut petang
Karena taman kesetiaan ini Bilakah kau akan datang
Masih tertata rapih Saat pagi senja menjelang
Tak pernah tersentuh Aku bimbang
Kian mengambang
Tiada dendang
Selalu terbayang
TUNGGULAH
Aku membadai diatas jagat
Terbang sesuka hati dengan cepat
Jangan mengajarku duhai sobat
Karena kau `kan jauh terlambat
Kau genggam diriku tiada `kan dapat
Hanya pantas kau lihat
Aku yang membadai di atas jagat
Dan yang bebas tiada terikat
Kalaulah nafas masih di kandung hayat
Tunggulah aku kala mendarat
Aku pasti lelah, harus beristirahat
Aku tunggu dirimu sesat
PENGEMBARA (To My Friend)
Bertahun kau mengembara
Tak jelas arah
Tak tentu tujuan
Bertahun kau mencari
Dirimu sendiri kau lupakan
Hanya untuk sebuah nama
Tapi, namamu sendiri kau lupa
Bertahun tahun.....
Namun baru kemarin rasanya
Tau-tau legam kulitmu
Panjang lusuh rambutmu
Sodorkan ketidak kenalanku padamu
Yang asing dengan penampilanmu
Wahai pengambara
Rupanya kini
Kau ingat pulang
ARTI ANDALAS
Ada kilatan manja Ada harapan masa depanSaat kutatap binar matanya Bilaku dengan suaranya
Ada desiran kemesraan Kilaukan cita-cita
Kala kutatap ayu parasnya Saat kudalam dekapnya
Nian memuncak harapanku Sungguh aku mendamba
Kian merusak perasaanku Arti sang Andalas
Dihuyung terpaan pesonanya Yang mekar di jiwa
Tepusingkan jelitanya Penuh kharisma
TAK KUASA
Betapa berat beban yang aku rasakan,
Saat anugerah-Mu menyapa hati
Yang memang hanya secercah bagi-Mu.
Dia yang membayang
ikuti selalu langkah ini
Benarkah tentang arti Sokhibul khajati a`ma?
Hingga aku tak mampu menahan
Tentang mahabbah ini.
Dia yang telah luluhkan hati
Kala beradu pandangan
dan pertemuan pertama.
Ya Allah…….
Hanya kepada-Mu hamba memohon
Jika pertemuan ini adalah karunia-Mu
Satukankanlah kami dengan rahmat-Mu
Hingga kami bersama menyambut zuriat
Dan bila ini tak baik untuk kami
Dengan kuasa-Mu jua hamba menadah
Pisahkanlah kami tanpa fitnah dan kebencian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar