Ismail Rank

Sabtu, 05 September 2009

SEJARAH NAMA2 BULAN HIJRIYAH

Mungkin banyak masyarakat Islam indonesia khususnya, mengerti dan sadar akan bulan hijriyah apabila Puasa (Romadhon), Lebaran idul fitri (Syawal), Lebaran Haji (Dzul Hijah), dan Tahun baru Islam (Muharram). Yah lumayan paling tidak sudah empat nama bulan yang familiar di ingatan kita:), namun tak jarang diantara kita tidak hafal dari nama-nama bulan Hijriah tersebut.

Alangkah baiknya kita tahu nama-nama bulan yang lain dan gimana sih supaya rada gampang mengigatnya? Seprti pribahasa bias karena sdah biasa hehehe. Itu yang paling jitu, yaitu kalau kita sering menggunakannya atau mengucapkannya maka kita tidak akan lupa dan terbiasa.


Tapi alangkah baiknya dan biar lebih menggigit yaitu apabila kita tahu sejarah nama-nama bulan diantaranya :

MUHARRAM, konon kabarnya dulu sebelum Islam masuk di semenanjung arab, bulan ini di sepakati sebagai bulan yg diHARAMkan untuk berperang, sehingga dinamankan MUHARRAM. Tetapi pada masa tersebut penanggalan menggunakan kalender LUNISOLAR, yaitu penanggalan dengan acuan matahari. Dan bulan MUHARRAM dan biasa di sebut RA'S SANAH atau kepala tahun, bertepatan dengan berakhirnya musim panas. Yang pada masa itu bertepetan dengan bulan September


SYAFFAR, yang berarti Kuning karena Pada bulan Oktober (Pada masa itu) daun daun mulai menguning sehingga bulan ini dinamakan Syaffar.


RABIUL AWAL, Bertepatan dengan Bulan Nopember (pada waktu itu) daun mulai berguguran, karena kata “RABI” dalam bahasa arab berarti musim gugur.


RABIUL AKHIR, Pada bulan Desember (pada waktu itu) adalah berkhirnya musim gugur, maka buln itu dinamakn Rabiul Akhir “Rabi” yang berarti Musim gugur dan “Ahir” yang berarti selesai.

JUMADIL AWWAL, yang berasal dari kata “JUMAD” yang berarti beku dan AWWAL yang berarti mulai, di sebut jumadil Awwal, yang pada saat itu bertepatan dengan Januari dan

JUMADIL AKHIR yang berarti akhir dari musim beku yang berbarengan dengan bulan Pebruari pada saat itu.


RAJAB, yang pada saat itu bertepatan dengan bulan Maret dimana salju mencair karena ditilik dari segi bahasa Arab kata “Rajab” yang bermakna mencairnya salju, maka di sebut bulan Rajab.

.

SYA`BAN, yang bertepatan dengan bulan april pada masa itu musim semi tiba. Sya`ban yang diambil dari kata “Syi`ib” yg berarti lembah. Mungkin anda bertanya kok bisa dinamakan lembah, sebab pada bulan ini saatnya turun ke lembah lembah untuk mengolah pertanian atau menggembala ternak. Karena musim semi telah tiba.


ROMADHON, yang bertepatan dengan bulan mei yang mana memulai panas membakar kulit, bulan ini dinamai “Romadhon” yg berarti pembakaran.


SYAWWAL, yang bertepatan dengan bulan Juni pada saat itu, adalah disebabkan panas itu yang kian meningkat maka di sebutlah “Syawwal” yang berarti Peningkatan atau Puncak dari musim panas.



DZULQOIDAH, yang bertepatan dengan bulan Juli (pada masa itu), pada musim ini masyarakat lebih senang duduk duduk dari pada bepergian, karena musim panas mencapai puncak tertingginya maka dari itu dinamakan bulan Dzulqoidah, yang mana diambil dari kata Qoi`d yang berarti duduk.


DZUL HIJJAH, Dan terkhir yaitu bualn yaitu bulan haji karena pada bulan itu masyarakat sana menunaikan ibadah haji ajaran nenek moyang kita Nabi Ibrahim a.s.


REFERENSI LAIN DARI SEJARAH BULAN HIJRIAH

Setiap bulan diawali saat munculnya hilal, berselang-seling 30 atau 29 hari, sehingga 354 hari setahun, 11 hari lebih cepat dari kalender solar yang setahunnya 365 hari. Agar kembali sesuai dengan perjalanan matahari dan agar tahun baru selalu jatuh pada awal musim gugur, maka dalam setiap periode 19 tahun ada tujuh buah tahun yang jumlah bulannya 13 (satu tahunnya 384 hari). Bulan interkalasi atau bulan ekstra ini disebut nasi' yang ditambahkan pada akhir tahun sesudah Dzul-Hijjah.\


Ternyata, tidak semua kabilah di Semenanjung Arabia sepakat mengenai tahun-tahun mana saja yang mempunyai bulan nasi'. Masing-masing kabilah seenaknya menentukan bahwa tahun yang satu 13 bulan dan tahun yang lain cuma 12 bulan. Lebih celaka lagi, jika suatu kaum memerangi kaum lainnya pada bulan Muharram (bulan terlarang untuk berperang) dengan alasan perang itu masih dalam bulan nasi', belum masuk Muharram, menurut kalender mereka. Akibatnya, masalah bulan interkalasi ini banyak menimbulkan permusuhan di kalangan masyarakat Arab.
Setelah masyarakat Arab memeluk agama Islam dan bersatu di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW, maka turunlah perintah Allah SWT agar umat Islam memakai kalender lunar yang murni dengan menghilangkan bulan nasi'. Hal ini, tercantum dalam kitab suci Alquran Surat Attaubah ayat 36 dan 37. Dengan turunnya wahyu Allah di atas, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan dekrit bahwa kalender Islam tidak lagi bergantung kepada perjalanan matahari.
Meskipun nama-nama bulan dari Muharam sampai Dzul-Hijjah tetap digunakan karena sudah populer pemakaiannya, bulan-bulan tersebut bergeser setiap tahun dari musim ke musim, sehingga Ramadhan ("pembakaran") tidak selalu pada musim panas dan Jumadil-Awwal ("beku pertama") tidak selalu pada musim dingin.Mengapa harus kalender lunar murni?

Hal ini, disebabkan agama Islam bukanlah hanya untuk masyarakat Arab di Timur Tengah saja, melainkan untuk seluruh umat manusia di berbagai penjuru bumi yang letak geografis dan musimnya berbeda-beda. Sangatlah tidak adil, jika misalnya Ramadhan (bulan menunaikan ibadah puasa) ditetapkan menurut sistem kalender solar atau lunisolar, sebab hal ini mengakibatkan masyarakat Islam di suatu kawasan berpuasa selalu di musim panas atau selalu di musim dingin.


Sebaliknya, dengan memakai kalender lunar yang murni, masyarakat Kazakhstan atau umat Islam di London berpuasa 18 jam di musim panas, tetapi berbuka puasa pukul empat sore di musim dingin. Umat Islam yang menunaikan ibadah haji pada suatu saat merasakan teriknya matahari Arafah di musim panas, dan pada saat yang lain merasakan sejuknya udara Makkah di musim dingin.


Pada masa Nabi Muhammad SAW, penyebutan tahun berdasarkan suatu peristiwa yang dianggap penting pada tahun tersebut. Misalnya, Nabi Muhammad saw lahir tanggal 12 Rabi`ul-Awwal Tahun Gajah ('Am al-Fil), sebab pada tahun tersebut pasukan bergajah, raja Abrahah dari Yaman berniat menyerang Ka'bah.


Ketika Nabi Muhammad saw wafat tahun 632, kekuasaan Islam baru meliputi Semenanjung Arabia. Tetapi, pada masa Khalifah Umar ibn Khattab (634-644) kekuasaan Islam meluas dari Mesir sampai Persia. Pada tahun 638, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy`ari berkirim surat kepada Khalifah Umar di Madinah, yang isinya antara lain: "Surat-surat kita memiliki tanggal dan bulan, tetapi tidak berangka tahun. Sudah saatnya umat Islam membuat tarikh sendiri dalam perhitungan tahun."


Khalifah Umar ibn Khattab menyetujui usul gubernurnya ini. Terbentuklah panitia yang diketuai Khalifah Umar sendiri dengan anggota enam Sahabat Nabi terkemuka, yaitu Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Talib, Abdurrahman ibn Auf, Sa`ad ibn Abi Waqqas, Talhah ibn Ubaidillah, dan Zubair ibn Awwam. Mereka bermusyawarah untuk menentukan Tahun Satu dari kalender yang selama ini digunakan tanpa angka tahun. Ada yang mengusulkan perhitungan dari tahun kelahiran Nabi ('Am al-Fil, 571 M), dan ada pula yang mengusulkan tahun turunnya wahyu Allah yang pertama ('Am al-Bi'tsah, 610 M). Tetapi, akhirnya yang disepakati panitia adalah usul dari Ali ibn Abi Talib, yaitu tahun berhijrahnya kaum Muslimin dari Makkah ke Madinah ('Am al-Hijrah, 622 M).


Ali ibn Abi Talib mengemukakan tiga argumentasi. Pertama, dalam Alquran sangat banyak penghargaan Allah bagi orang-orang yang berhijrah (al-ladzina hajaru). Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri baru terwujud setelah hijrah ke Madinah. Ketiga, umat Islam sepanjang zaman diharapkan selalu memiliki semangat hijriyah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada suatu keadaan dan ingin berhijrah kepada kondisi yang lebih baik.
Maka, Khalifah Umar ibn Khattab mengeluarkan keputusan bahwa tahun hijrah Nabi adalah Tahun Satu, dan sejak saat itu kalender umat Islam disebut Tarikh Hijriyah. Tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah bertepatan dengan 16 Tammuz 622 Rumi (16 Juli 622 Masehi). Tahun keluarnya keputusan Khalifah itu (638 M) langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriyah. Dokumen tertulis bertarikh Hijriyah yang paling awal (mencantumkan Sanah 17 = Tahun 17) adalah Maklumat Keamanan dan Kebebasan Beragama dari Khalifah Umar ibn Khattab kepada seluruh penduduk Kota Aelia (Yerusalem) yang baru saja dibebaskan laskar Islam dari penjajahan Romawi.
Kalender Hijriyah setiap tahun 11 hari lebih cepat dari kalender Masehi, sehingga selisih angka tahun dari kedua kalender ini lambat laun makin mengecil. Angka tahun Hijriyah pelan-pelan 'mengejar' angka tahun Masehi, dan menurut rumus di atas keduanya akan bertemu pada tahun 20526 Masehi yang bertepatan dengan tahun 20526 Hijriyah. Saat itu, kita entah sudah berada di mana. "Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian." Begitulah, pesan Alquran dalam surah Al-'Ashr.


Ikhtisar

· Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab memakai kalender lunisolar yang berpatokan pada matahari.

· Pada kalender tersebut, setiap 19 tahun terdapat tujuh tahun yang mendapat tambahan bulan untuk menyesuaikan awal tahun dengan musim gugur.

· Penetapan penambahan bulan kerap memicu pertikaian di antara para suku.

· Turun perintah Allah untuk menggunakan kalender lunar murni.

· Kalender lunar murni memberikan keadilan bagi seluruh warga bumi, misalnya dalam hal beban puasa.

· Khalifah Umar ibn Khattab memutuskan peristiwa hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah sebagai tahun 1 yang diusulkan Ali ibn Abi Thalib.

1. Muharram = Haram Berperang (Awal Tahun/Tahun Baru)

2. Syaffar = Kuning (Daun Mulai Menguning)

3. Rabi'ul Awwal = Rabi (Gugur) = Awal Musim Gugur

4. Rabi'ul Akhir = Rabi (Gugur) = Akhir Musim Gugur

5. Jumadil Awwal = Jumaid (Beku) = Awal Musim Dingin

6. Jumadil Akhir = Jumaid (Beku) = Akhir Musim Dingin

7. Rajab = Rajab ( Mencair )

8. Sya'ban = Syi'ib (Lembah) = Mulai Bercocok Tanam Dan Menggembala/Di Lembah

9. Romadhon = Pembakaran = Mulai Musim Panas

10. Syawwal = Peningkatan = Panas Meningkat

11. Dzul Qoidah = Qo'id ( Duduk) = Puncak Musim Panas

12. Dzul Hijjah = Haji = Pelaksanaan Ibadah Haji

READ MORE - SEJARAH NAMA2 BULAN HIJRIYAH

GHARQOD (Pohon Pelindung Bangsa Yahudi)

Washington Post edisi April 1984 memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.

Kepada Tom Dine, mantan Gubernur Negara Bagian California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani. ” Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.

Presiden Reagan merupakan presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, di mana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.

Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.

Sebab itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.

Kaum Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era millenium ketiga ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak, kasus WTC 911, di mana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi keyakinan ini.

Segala daya upaya mereka lakukan guna menghadapi datangnya Messiah yang mereka yakini akan memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk menaklukkan dunia.

Namun ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan keyakinan mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).

Ada sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini: "Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. " (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)

Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dipakai guna tempat persembunyian kaum Yahudi.

Proyek Internasional Ghorqod

Tidak diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod. Hanya saja, melalui website Jewish National Fund (www.jnf. Org), di bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate), disebutkan bahwa di Tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta batang pohon Ghorqod.

Uniknya, dengan serius dan profesional, kaum Zionis juga mengiklankan di dalam situs tersebut bahwa siapa saja bisa membeli pohon Ghorqod secara online dan kemudian menyumbangkannya ke Israel untuk ditanami di Tanah Palestina. Harga sebatang pohon tersebut sebesar US$18, dan barangsiapa yang membeli tiga batang seharga US$36 akan mendapat satu batang gratis.

Bukan itu saja, pengepakkannya pun pembeli bisa memilih dengan memakai plastik (dikenai tambahan biaya US$10 perbatang) atau dengan peti kayu (US$50 perbatang). Dan untuk waktu pengirimannya, pembeli bisa memilih antara yang super cepat (US$30 perbatang, dijamin sampai di Tanah Palestina hanya dalam waktu 2 hari), cepat (US$15 perbatang dengan waktu 3 hari), dan reguler (tidak disebutkan). Untuk keterangan lebih lanjut, mereka juga menyediakan sebuah nomor hubungan internasional (888) JNF-0099 dan 1-800-542-TREE. Hanya mata uang dollar AS yang diterima sebagai pembayaran yang sah.


Hadist riwayat Abu Hurairah ra. Mengenai Ghorqod

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali Pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi

sumber http://orido.wordpress.com/2009/01/28/hotd-pohon-gharqad-yahudi-dan-kiamat/


READ MORE - GHARQOD (Pohon Pelindung Bangsa Yahudi)

SEJARAH KEMENANGAN DI BULAN RAMADHAN



Nabi Muhammad menerima wahyu untuk pertama kalinya pada bulan Ramadhan, sebelum hijrah (610 M). Nabi Muhammad menerimanya ketika sedang bersendiri di Gua Hira, Jabal Nur saat berumur 40 tahun. “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang batil) ...” (Al-Baqarah 185)
SEJARAH MENCATAT
17 Ramadahan tahun ke 2 Hijriah terjadi Perang Badar Al-Kubra. Perang ini terjadi di gurun pasir yang melibatkan 314 muslimin melawan 1.000-an orang kafir dari Mekkah. Peperangan ini adalah salah satu sejarah penting dalam Islam, karena sejak itulah umat Islam memulai era peperangan secara fisik, yang tentunya membutuhkan kemampuan yang lebih berat. Kalau mentalitas mereka seperti umat Islam zaman sekarang yang hobi tidur siang di bulan Ramadhan, tentunya sulit memenangkan peperangan.
21 Ramadhan 8 Hijriah; Futuh Makkah (Penaklukan Makkah). Rasulullah saw. keluar dari Madinah tanggal 10 Ramadhan bersama 10.000 pasukan kaum muslimin dan dalam keadaan berpuasa. Jumlah ini memang jauh lebih besar ketimbang saat Perang Badar. Rasulullah saw. dan pasukannya berbuka di suatu tempat yang disebut Mukadid (antara daerah Asfan dan Amjad). Setelah penaklukan Makkah secara damai, Rasulullah saw. tinggal di kota itu selama 15 malam dengan melakukan shalat qashar. Penaklukan dan penguasaan ini tidak disertai dengan pembantaian atau bentuk balas dendam lainnya. Padahal, dulu ketika Rasulullah dan kaum muslimin hijrah karena tak tahan dengan siksaan serta perlakukan keji dan kejam lainnya dari pihak kafir Quraisy, rasanya cukup pantas bila itu dilakukan menurut kaca mata hawa nafsu. Namun ternyata Rasulullah dan pasukannya tidak berbuat demikian. Justru inilah penaklukan yang benar-benar penuh damai.
Ramdahan 9 Hijriah, peristiwa perang Tabuk terjadi di bulan Ramadhan. Perang Tabuk terjadi saat musim paceklik, tapi di sisi lain buah-buahan sudah mulai masak, sehingga sebagian kaum muslimin harus menghadapi tarikan duniawi yang sangat berat. Rasulullah memobilisasi sendiri perang. Kaum muslimin berlomba lomba menafkahkan hartanya. Kedatangan pasukan Islam di Tabuk temyata memunculkan ketakutan luar biasa di kalangan pasukan Romawi. Mereka lari berpencar dan tidak berani melakukan serangan terhadap kaum muslimin. Dalam pidatonya, bahkan Rasulullah saw. memberikan semacam amnesti massal untuk mantan musuh-musuh kaum muslimin. Menurut Ibnu Ishaq, penaklukan kota Makkah terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah mengutus Khalid bin al-Walid untuk menghancurkan berhala? Uzza, Amru bin Ash merobohkan Suwa, dan giliran Sa`ad bin al-Arsyhali untuk menumbangkan Manath. Setelah itu, digantikan dengan kalimat tauhid yang berkumandang di angkasa Makkah al-Mukarramah. Makkah pun masuk dalam pangkuan Islam. Fantastis bukan?
Ramadhan tahun ke 10 Hijriah, Ali bin Abi Tholib r.a diutus Oleh Rasulullah ke Yaman dengan membawa surat dari beliau dan berhasil mengislamkan suku Hamadzan suku yang sangat berpengaruh di sana. Dengan tanpa suku Hamdzan menerima dan masuk Islam pada saat itu juga dan mereka shalat berjamaah bersama Ali bin Abi Thalib ra.
Ramadhan tahun 15 Hijriah, terjadi perang besar yang menetukan pasukan muslim dan pasukan Persia di Qaddisyah Di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqqash, pasukan muslimin berhadapan dengan pasukan Persia. Pertempuran terjadi dengan sengit selama tiga hari dan berakhir dengan Kemenangan kaum muslimin. Dalam pertempuran itu, Rustum, komandan pasukan Persia mati terbunuh.
Ramadhan 38 Hiriah /658 M Ketika Ali bin Abu Thalib menjadi khalifah, kaum Khawarij
mengumumkan penolakan baiatnya. Pasukan Ali dan kaum Khawarij bertemu di kota Nahrawan dan terjadilah pertempuran sengit, yang berhasil dimenangkan pihak Ali dan berakhirlah kegiatan kaum Khawarij setelah pemimpinnya, Abdullah Rasy terbunuh.
Ramadahan 53 Hijriah, Rodes jatuh dan menyerah pada Kaum Muslim
Ramadhan 92 Hijriah, Panglima Thariq bin Ziyad bersama armada tempurnya yang berjumlah 7000 pasukan, menyeberangi selat Giblartar (Jabal Thariq) demi melakukan penaklukan di Andalusia (Spanyol). Setelah armada tempur lautnya merapat di pantai, beliau berdiri di atas bukit karang dan berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api itu, beliau memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika pada 711 M, kecuali beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada Khalifah.
Pidato Panglima Thariq bin Ziyad itu membuat pasukannya keheranan. Namun beliau mengatakan, Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua mati (syahid). Tak ayal lagi, hal itu membuat pasukannya bangkit dan segera menyusun kekuatan untuk menggempur pasukan Spanyol yang terkenal kuat. Ar-Roya (bendera Islam; ditulisi lafadz syahadat berwarna putih di atas kain hitam) berkibar-kibar menyertai pertempuran itu. Atas pertolongan Allah Swt. pasukan Raja Rhoderick yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 7000 pasukan ditambah 5000 pasukan susulan. Allahu Akbar!
Ramadahan 114 Hijriah, menghantarkan kaum muslimin sampai ke ujung Perancis. Pertempuran ini terkenal dengan sebutan ma'rakah balath asy syuhada' (perang bumi suhada').
Ramadhan 129 Hijriah. Keberhasilan dan kemenangan dakwah Bani Abbas di Khurasan di bawah kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasany.
6 Ramadahan 223 Hiriyah, Khalifah Harun al Rasyid melakukan pembebasan Amuriyah (Fath Amuriyah).
Ramadhan 584 Hiriah, Shalahuddin al-Ayubi memperoleh kemenangan besar-besaran atas pasukan Salib Eropa. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya diduduki orang-orang Kristen. Setelah sebelumnya memporak-porandakan kekuatan pasukan Salib di bawah komando Raja Richard III dari Inggris. Raja Richard ini terkenal ganas dan buas, itu sebabnya ia sering dijuluki Richard The Lion Heart (Richard yang berhati Singa). Namun, nyatanya ia bertekuk lutut di hadapan Shalahuddin al-Ayubi yang gagah. Kemenangan itu mengakhiri cengkeraman kekuasaan pasukan Salib atas bumi Palestina. Sejak saat itu, Palestina kembali ke pangkuan Islam.
25 Ramadhan tahun 657 Hijriyah. ‘Ain Jaluth adalah sebuah lokasi antara Bisan dan Nablus, yang dirampas oleh pasukan Tatar (Mongolia). Perang ini berakhir pada kemenangan gemilang kaum muslimin. beberapa pahlawan yang terkenal dalam peristiwa ini adalah Muzaffar Saifuddin Quthz, Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam dan Sultan mahmud.
17 Ramadan 1375 Hijriah, yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945 Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya yang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jln. Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Ramadhan 1394 Hijriah, Terjadi perang besar kedua antara negara-negara Arab dan Israel setelah Perang 1967. Perang itu disebut juga Perang Oktober karena terjadi bulan Oktober 1973. Disebut pula Perang Yom Kippur karena peperangan itu terjadi pada saat hari raya umat Yahudi, Yom Kippur. Kadang disebut juga “Perang Badar Baru” karena terjadi pada bulan Ramadhan, sama seperti Perang Badar masa Nabi Saw, apalagi pasukan Arab menggunakan sandi “Badr”. Walau kemenangan akhir di tangan Israel, dunia Arab merasa kalau nama baiknya telah dipertahankan oleh sukses militer Mesir dalam peperangan tersebut yang oleh banyak kalangan dipercaya telah diselamatkan oleh Amerika Serikat. Pengamat dunia Islam kenamaan, John L. Esposito, mencatat, kunci keberhasilan pasukan Mesir antara lain digelorakannya semangat jihad, yakni “digunakannya lambang-lambang dan retorika Islam” oleh (Presiden Mesir) Anwar Sadat dalam memobilisasi dan memacu semangat pasukan Mesir. Usai perang, Israel menyadari kekuatan Mesir, sehingga mau berdamai dan menyerahkan kembali seluruh kawasan Sinai yang direbut ke pangkuan Mesir (Camp David Accord 1978).
Ramadhan 1422 Hijriah, negara Islam Afghanistan dibawah pimpinan Mulla Mohammad Omar penuh diisi dengan dentuman dan hujan lebat misil-misil dan bom-bom termasuk beberapa bom terbesarnya, daisy cutter, buatan Amerika.
Daisy cutter, nama yang diberikan kepada bom yang beratnya 7,5 ton yang dijatuhkan dengan payung terjun dari B-52 dan meledak beberapa meter di atas tanah yang ledakannya begitu hebat dengan menghancurkan dan membakar apa saja yang ada dipermukaan tanah seluas beberapa ratus meter. Daisy cutter ini adalah salah satu dari ratusan bom yang jatuhkan kepada mereka yang berada di sekitar Tora Bora, Afghanistan bagian timur, Selasa, 11 Desember 2001. Daerah yang menurut Bush dan kelompok aliansi utara diperkirakan tempat Osama Bin Laden dengan Al Qaedanya berada dan mempertahankan diri.
22 Ramadhan 1427 Hijriah, (15 oktober 2006) bertepatan dengan, Majelis Syuro Mujahidin Irak bersama dengan kelompok yang beraliansi dengan mereka ditambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan Jundu Millah Ibrohim serta berbagai kabilah dan suku di Irak memproklamirkan berdirinya daulah islamiyah Iraq, dengan wilayah meliputi Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat. Dan di Ba’iat Asy-Syaikh Al-Mujahid Abu ‘Umar Abdulloh Ar-Rosyidi Al- Husaini Al-Quroisyi Al-Baghdadi sebagai Amirul Mukminin daulah islamiyah Iraq.
Ramadhan 1428 Hijriah, para Mujahidin Somalia yang pernah membuat malu tentara AS (difilmkan oleh Hollywood dengan judul “Blackhawk Down’) ini telah berhasil menyerang markas kepolisian yang diback-up tentara penjajah Ethiopia di Mogadishu. Dalam serangan ini dilaporkan, banyak dari tentara Ethiopia tewas. Serangan ini dilanjutkan dengan operasi malam hari, pada 16 Ramadan 1428H, di mana sejumlah Mujahidinh Somalia dari Youth Islamic Movement menyerang sebuah kendaraan militer dekat Arafat Hospital di Al-Masani Street di Mogadishu. Banyak tentara kafir Ethiopia mati. Dalam serangan malam hari tersebut, para Mujahidin Somalia mendapatkan banyak ghanimah berupa amunisi berikut senjata api dari berbagai jenis.
Blog Diambail dari berbagai sumber dan Semoga bermanfaat.
READ MORE - SEJARAH KEMENANGAN DI BULAN RAMADHAN